Minggu, 16 Juni 2013

PARASITOLOGI TANAH



BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Pada negara-negara berkembang seperti Indonesia, masih banyak ditemukan masyarakat yang menderita penyakit-penyakit infeksi, misalnya infeksi bakteri, virus, maupun parasit. Biasanya infeksi karena parasit disebabkan oleh parasit yang menyerang usus, masuk melalui sistem pencernaan dalam bentuk telur cacing. Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing.
Cacing
Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus & Larva cacing Strongyloides pada tanah permukaan termasuk nematode usus. Manusia adalah hospes dari beberapa nematode usus. Sebagian besar nematoda menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Cacing Trichuris trichiura bersifat kosmopolit, terutama ditemukan di daerah panas dan lembab seperti di Indonesia.

B.       Tujuan Penelitian
1.    Tujuan Umum
a.    Untuk mengetahui adanya telur cacing pada sampel tanah yang diperiksa.
2.    Tujuan Khusus
a.    Mahasiswa dapat mengetahui, mengenal juga mengidentifikasi bermacam jenis telur cacing yang dapat masuk kedalam tubuh manusia melalui media tanah.

C.      Manfaat
a.    Dengan diadakannya praktikum ini mahasiswa dapat mengetahui parasit atau telur cacing yang ada pada sampel tanah.
b.    Dengan praktikum ini juga mahasiswa harus mampu melakukan pemeriksaan sampel tanah.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.      Dasar Teori
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Negara-negara sedang berkembang khususnya pada daerah yang tropik adalah penyakit infeksi kecacingan khususnya cacing yang ditularkan melalui tanah. Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga sering kali diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan kesehatan. Tetapi dalam keadaan infestasi berat atau keadaan yang luar biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa keliru kearah penyakit lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal.
Nematoda adalah cacing yang tidak bersegmen, bilateral simetris, mempunyai saluran cerna yang berfungsi penuh, biasanya berbentuk silindris serta panjangnya bervariasi dari beberapa milimeter hingga lebih dari satu meter.
Semua Nematoda yang menginfeksi manusia mempunyai jenis kelamin terpisah, yang jantan biasanya lebih kecil daripada yang betina. Nematoda dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Nematoda jaringan dan Nematoda usus.
Diantara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah (Soil Transmitted Helminths), diantaranya adalah Ascaris lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma duodenale dan Strongyloides stercoralis.
Nematoda usus biasanya matang dalam usus halus, dimana sebagian besar cacing dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng pemotong. Cacing ini menyebabkan penyakit karena dapat menyebabkan kehilangan darah, iritasi dan alergi. Penyebaran invasif larva cacing menyebabkan infeksi bakteri sekunder.
Salah satu penyebab infeksi cacing usus adalah Ascaris lumbricoides atau yang lebih dikenal dengan nama cacing gelang dan yang penularannya dengan perantara tanah (Soil Transmitted Helmints). Infeksi yang disebabkan oleh cacing ini disebut Askariasis.
.
B.     Prinsip Analisa
Tanah yang diambil dari tempat pemeriksaan dan sudah di haluskan atau di saring kemudian diputar pada centrifuge dengan kecepatan 2000 RPM  dan akan mengendap, setelah itu ditambahkan MgSO4 dan diputar kembali dengan kecepatan 2500 RPM bila mengandung telur cacing Ascaris Lubricoides atau yang lainnya maka akan mengapung. Kemudian ditambahkan MgSO4 sampai penuh dan ditutup dengan objek gelas beberapa menit agar telur cacing menempel pada objek gelas sehingga dapat diperiksa pada mikroskop.
 BAB III
PELAKSAAN KEGIATAN


A.      Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari/tanggal    : Senin, 03 Juni 2013
Jam                  : 09.30 Wita - Selesai
Tempat            :
1. Pengambilan sampel tanah dirumah bapak Antung
2. Laboratorium Parasitologi, Jurusan Kesehatan Lingkungan.

B.       Jenis Kegiatan          
Pemeriksaan dan pengamatan jenis-jenis Parasit yang terkandung pada Tanah.

C.      Alat dan Bahan


1.    Alat


a.       Garfu tanah
b.      Sendok semen
c.       Spidol
d.      Kantong plastic
e.       Sentrifug dan Tabung
f.       Mikroskop
g.      Gelas Benda
h.      Penutup objek
i.        Thermos
j.        Penggaris
k.      Tabung Reaksi
l.        Rak tabung
m.    Gelas ukur 1000 ml
n.      Batang pengaduk
o.      Timbangan
p.      Buku Catatan


2.   Bahan


a.       Sampel Tanah
b.      Larutan MgSO4
c.       Aquades
d.      Larutan Hipoklorid


D.    Uraian Kegiatan
1)      Saring 100 gram sampel tanah dengan saringan kawat
2)      5 gram tanah yang sudah disaring dimasukkan ke  dalam tabung
centrifuge
3)      Tambahkan 20 ml larutan Hipoklorit ke dalam tabung yang berisi
tanah, aduk dan diamkan selama 1 jam.
4)      Putar pada kecepatan putar 2.000 rpm selama 2 menit dan
buang caira
n atas.
5)      Kemudian ttambahkan air ke dalam tabung dan pusing kembali 2 kali, untuk
tiap kali 2 menit pada kecepatan putar yang sama.
6)      Buang cairan atas, dan tambahkan larutan MgSO4
7)      Putar kembali pada kecepatan putar 2.500 rpm selama 5 menit
8)      Tambahkan larutan MgSO4 secara hati-hati sampai
mengisi penuh tabung
9)      Kemudian diamkan beberapa menit
10)  Secara hati-hati letakkan kaca penutup sampai kontak dengan
permukaan larutan
MgSO4, dan kemudian angkat kaca
penutup secara perlahan ke atas dan letakkan kaca penutup yang
mengandung cairan di atas kaca benda.
11)  Periksa di bawah mikroskop.
 BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


A.      Hasil
Dari hasil praktikum pemeriksaan parasit pada sampel tanah kelompok 1 dengan melakukan pemeriksan sampel tanah dirumah bapak Antung dan hasil yang diperoleh yaitu Suatu titik lokasi dinyatakan negative (+) apabila paling sedikit 1 (satu) di antara keempat sediaan yang diperiksa dan titik lokasi tersebut negatif terhadap telur atau larva cacing.

B.        Pembahasan
Pada praktikum pemeriksaan prasit pada tanah, jenis tanah yang kami periksa adalah tanah basah dan kering terdapat pada rumah bapak Antung. Meskipun aman dan tidak mengandung telur juga larva cacing akan tetapi dapat memungkinkan adanya cacing pada tanah tersebut. Dalam praktikum ini tanah yang diperiksa di rendam dengan larutan MgSO4. Hal ini karena larutan MgSO4 mempunyai berat jenis yang lebih ringan dibandingkan dengan telur parasit sehingga telur parasit akan mengendap. Selain itu, juga digunakan larutan eosin untuk melatarbelakangi parasit yang ada sehingga parasit akan mudah terlihat apabila diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Setelah dilakukan pemeriksaan berulang-ulang, hasilnya tetap negatif. Hal ini disebabkan karena waktu perendaman tanah dalam larutan MgSO4 tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan sehingga parasit yang terdapat pada tanah mengendap di permukaan larutan.
Pencegahan penyakit parasit tergantung pada didirikannya pertahanan terhadap penyebaran parasit dengan menerapkan secara praktis pengetahuan biologi dan epidemiologi parasit. Hampir semua parasit pada suatu saat dalam lingkaran hidupnya rentan terhadap tindakan pemusnahan yang khusus. Tindakan-tindakan dalam pemberantasan penyakit parasit :
1.      Mengurangi sumber infeksi pada manusia dengan tindakan terapi.
2.      Pendidikan menjaga diri untuk mencegah penyebaran infeksi dan untuk mengurangi kesempatan mendapat infeksi.
3.      Pengawasan terhadap sumber air, makanan, keadaan tempat hidup dan tempat bekerja serta pembuangan sampah.
4.      Pemusnahan atau pemberantasan hospes reservoir dan vektor.
5.      Mendirikan pertahanan biologi terhadap penularan parasit.
BAB V
PENUTUP


A.       Kesimpulan
Dari hasil praktikum pemeriksaan parasit pada Tanah, dapat diketahui bahwa pada tanah kering dan basah yang diperiksa tidak terdapat parasit, oleh karena itu untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kontaminasi bakteri pada parasit tanah , makanya hendaknya mencuci tangan terlebih dahulu setelah melakukan aktivitas di tanah dan sebelum makan.

B.       Saran
Laporan ini mungkin masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis , dan semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembacanya.


DAFTAR PUSTAKA


Gandahusada, S.H. Ilahude, W. Pribadi. 1998. Parasitologi Kedokteran. Balai Penerbitan FKUI, Jakarta.
Onggowaluyo, Jangkung Sumidjo. 2001. Parasitologi Medik I (Helmintologi). EGC, Jakarta.
Rubatzky, Vincent E., dan Mas Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia : Prinsip, Produksi, dan Gizi Jilid 2. ITB Press, Bandung.
Slamet, S.J. 2002. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Widyastuti, Retno dkk. 2002. Parasitologi. Universitas Terbuka, Jakarta.

LAMPIRAN


Label Pengambilan Sampel:
1.      Kode Lokasi         : 1 (Rumah Bapak Antung)
2.      Titik Sampel          : 1 &2
3.      Hari/Tanggal         : Senin, 03 Juni 2013
4.      Waktu                   : 09.30
5.      Nama Pengambil   : Luqman Nur Hakim